Pangku Besutan Reza Rahadian Tampil di Cannes Film Festival 2025

  GEMBELGAUL.COM, JAKARTA - Di antara gemerlap layar perak dan riuh tepuk tangan para insan perfilman dunia, Indonesia kembali menorehkan kehadirannya yang penuh makna di ajang bergengsi Cannes Film Festival 2025. Bukan sekadar datang, tetapi tampil dengan semangat baru, membawa cerita, wajah, dan suara dari negeri sendiri untuk disampaikan kepada dunia. Melalui Paviliun Indonesia di Marche du Film, pasar film terbesar dunia yang menjadi bagian dari festival, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara dengan industri kreatif yang tumbuh pesat dan penuh potensi. Dari produser hingga animator, dari sineas muda hingga aktor legendaris, semuanya bersatu dalam satu misi: menjadikan sinema sebagai jembatan budaya dan kekuatan diplomasi yang membanggakan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam taklimat media di Jakarta menyampaikan apresiasinya atas keikutsertaan ini, menyebut bahwa kehadiran Indonesia di Cannes adalah bentuk nyata dari semangat kolektif membangun jati diri bang...

Koloborasi Universitas Ciputra dan HOS Melihat Pasar Dari Sudut Pandang Fotografi


Gembelgaul.com  Pasar tradisional yang memiliki potensi pariwisata menarik perhatian keempat akademisi dari Universitas Ciputra yaitu Astrid Kusumowidagdo, ST., MM (Dekan Fakultas Industri Kreatif-Ketua Peneliti), Dr . Drs. Thomas  Stefanus Kaihatu, MM (Dekan Fakultas Pariwisata), Dyah Kusuma Wardhani, ST., M.Ars (Dosen arsitektur interior), dan Melania Rahadiyanti, ST, MT (Dosen arsitektur interior) untuk melakukan penelitian dan hasilnya digelar dalam pameran The Sense of Place di Galeri Paviliun House of Sampoerna pada 12 September-12 Oktober 2019.

Pengamatan yang dilakukan sejak 2017 dan ada enam pasar tradisional di Indonesia yang menjadi objek riset mereka yakni Koridor Pasar Ampel Surabaya, Pasar Barang Antik Triwindu Surakarta, Pasar Ubud Bali, Koridor Belanja Desa Wisata Sade Lombok, Koridor Belanja Kawasan KeTeKesu Toraja Utara dan Pasar Terapung Lok Baintan Banjarmasin.  Keelokan enam pasar tersebut ditangkap dan diwujudkan kedalam ragam karya fotografi dan video. Diambil dari berbagai sudut estetikanya mulai dari keragaman barang yang diperjualbelikan dan juga aktivitas transaksi di dalamnya. Pengunjung pameran diajak merasakan suasana ketika berada di masing-masing pasar tradisional tersebut dengan tujuan menimbulkan minat untuk berkunjung sekaligus merekomendasikannya ke masyarakat luas.

Sebagai rangkaian kegiatan pameran ini juga akan diselenggarakan Talkshow The Sense of Places: Indonesian Traditional Shopping Area tanggal 12 September 2019 jam 15.00-17.00, Tour De Ampel Shopping Corridor tanggal 21 September 2019 jam 7.00-09.00 dan Sketchers Gathering untuk para penggambar sketsa tanggal 7 Oktober 2019 jam 13.00-15.00. (Area HoS)

"Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi mengenai area pasar tradisional di Indonesia bagi masyarakat, dan panduan bagi para pemangku kepentingan dalam mengkonsep area belanja pada lokasi wisata, dengan memasukkan aspek-aspek sense of place yang dapat memberi kesan bagi para pengunjungnya untuk mengapresiasi dan merekomendasikan kepada para kenalannya. Di samping itu, secara praktis, para pengunjung dapat mengambil inspirasi untuk memberi nilai tambah perjalanan dengan mengamati detail-detail sense of place yang dapat memperkaya perjalanan wisata di kemudian hari," ungkap Astrid Kusumowidagdo, ST., MM, selaku ketua peneliti.(bws/ggc)

Komentar