Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Menulis itu Seni Mencuri Maka Jadilah Pencuri Ahli, Joko Pinurbo Salah Satu Masternya

Menulis itu Seni Mencuri Maka Jadilah Pencuri Ahli, Joko Pinurbo Salah Satu Masternya



Gembelgaul.com Menulis itu seni mencuri itu yang diungkapkan Joko Pinurbo atau lebih disapa Jokpin ini saat menjadi pembicara saat bedah buku "Kota-kota kecil yang diangan dan Kujumpai" karya Raudal Tanjung Buana di Graha Pena Jawa Pos Lantai 4 Surabaya pada Jumat sore (22/2/2019).

Jokpin si penyair "Celana" ini menjelaskan bahwa seorang penulis prosa atau puisi tak bisa lepas dari membaca, mendengar atau mengambil ide dari seseorang. "Begitu juga saya, puisi-puisi yang kutulis juga terinspirasi dari orang lain. Salah puisiku  surat kopi yang ada  penggalan  setiap rezeki harus dirayakan dengan secangkir kopi itu  aku ambil dari kitab suci dan orang tidak ada yang tahu. Tapi seni mencuri itu harus ahli dan profesional hingga  seakan-akan itu bukan epigon atau plagiat," jelas Jokpin.

Curi mencuri ide menulis ini menurut Jokpin pernah kejadian pada dirinya, sewaktu itu Jokpin bertemu dengan salah satu  penulis prosa Yusi Avianto Pareanom. Saat Jokpin bercerita bahwa setiap kali ia bepergian ke luar kota dari rumah tinggalnya di Jogja selalu ada kabar bahwa tetangganya meninggal dunia. Dari curhat kecil itu ternyata oleh Yusi "Raden Madangsia Si Pencuri Daging" ini dijadikan sebuah cerpen.
"Lha enak di Yusi untung dan disini yang rugi," celetuk Jokpin mengingat kala itu dan disambut tawa peserta bedah buku.

Semua tak lepas dari curi mencuri ide, begitu karya kumpulan cerpen dari Raudal Tanjung Buana yang dibedah Jokpin ini. Tapi buku "Kota-Kota Kecil yang diangan dan Kujumpai" ini menurut Jokpin sangatlah beda dan belum ia temui pada penulis prosa lainnya. Saat Jokpin membaca buku ini ada 3 elemen ditautkan didalamnya yaitu prosa, puisi dan karya jurnalistik, didalamnya membahas perjalanan ke kota-kota kecil dengan ilustrasi yang sangat indah dan puitik.

Ini diamini oleh sang penulis Raudal Tanjung Buana, ia seperti menceritakan perjalanan yang dilakukan mulai dari tanah kelahiran di Sumatera sampai perpindahan ke Jawa. Sebagian dari cerpen yang ditulis dalam buku ini termuat di Jawa Pos dan semuanya bertema tentang kota-kota.

Selain Jokpin yang hadir dalam bedah buku ini juga dihadirkan dosen Antropologi Universitas Brawijaya ikut membahas secara sisi non sastra. Diakhir acara Jokpin membacakan sebuah puisi terbarunya berjudul "kampungku" yang masih ada korelasi dengan kota-kota kecil milik Raudal Tanjung Buana ini. 


Komentar