Melihat Ogoh-Ogoh Tak Perlu Ke Bali, Sekarang Ada di Tosari-Bromo

  Ogoh-ogoh dari desa Tosari jadi booster pariwisata Tengger-Bromo. Gembelgaul.com - Pawai Ogoh-Ogoh   dilepaskan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak sebagai rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945 di Pura Sasana Shiwa Murti, Kecamatan Tosari, Kab. Pasuruan, Selasa (21/3). Dalam sambutannya mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wagub Emil mengapresiasi ogoh-ogoh yang dibuat oleh putra-putri asli Tosari. Yakni kreativitas masyarakat ini sangat luar biasa. Menurutnya ogoh-ogoh ini juga menjadi bukti keteguhan hati, bahwa meskipun dibuat dengan penuh kreativitas tapi harus tetap dibakar sebagai rangkaian proses ibadah Nyepi. “Inilah kreatifitas putra-putri Tengger yang ada di Tosari. Saya membayangkan ini bisa jadi ada Festival yang kemudian menjadi salah satu andalan karena di dalamnya juga ada unsur budaya. Ditambah alam disini juga indah. Harapan saya ini bisa menjadi daya tarik wisata yang luar biasa,” katanya. Wagub Emil juga m

Aeng Tong-Tong Sumenep, Desa Wisata Keris

 

 

Aeng Tong-Tong Sumenep, Desa Wisata Keris

Gembelgaul.com - Warisan budaya Indonesia, terutama Jawa Timur, satu per satu semakin diakui oleh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNESCO  secara resmi telah menetapkan keris sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia kategori non-bendawi pada tahun 2005 lalu. Kemudian tahun 2014, Kabupaten Sumenep diakui oleh UNESCO sebagai daerah yang memiliki Mpu (pembuat benda pusaka) terbanyak di dunia dan sebagian besar ada di Desa Aeng Tong-Tong.

 

Tahun ini   juga masuk dalam nominasi 50 anugerah desa wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf yang akan dimumkan pemenangnya di akhir tahun 2022. Gubernur Khofifah berharap agar desa ini dapat terpilih menjadi desa ADWI terbaik di Indonesia karena keteguhannya menjaga budaya leluhur melalui ketrampilan khusus membuat keris sebagai Mpu.

 

Atas kekuatan para Mpu penghasil keris itulah  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Wisata Keris, yaitu Desa Aeng Tong Tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, pada Rabu (22/6). Desa Aeng Tongtong terkenal dengan sebutan Kampung Keris.

 

Desa Aeng Tong-tong sendiri, adalah desa yang menjadi rumah bagi 640 Mpu—sebutan bagi perajin keris—di Sumenep. Dan Kualitas mereka bahkan sudah diakui dunia.

 

"Kita patut bangga atas pencapaian yang telah dilakukan sehingga keberadaan Desa Aeng Tong Tong ini bisa membuat Sumenep  diakui oleh UNESCO sebagai daerah dengan penghasil keris terbanyak di dunia serta Mpu terbanyak di dunia," ungkap Khofifah.

 

Apalagi, lanjut Khofifah, Desa Wisata Keris Aeng Tong Tong telah masuk proses penilaian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022 yang digelar Kemenparekraf. Setelah sebelumnya masuk di 500 besar, 300 besar, 100 besar, sekarang terpilih 50 besar.

 

Saat ini, tinggal menunggu penentuan sebagai pemenang untuk kategori. Diantaranya kategori Daya Tarik Wisata, Homestay, toilet, souvenir, kelembagaan, CHSE, serta Digital dan Konten. Dimana, seperti tahun sebelumnya masing-masing kategori diambil 5 pemenang yaitu juara 1,2,3 dan Harapan 1 dan 2.

 

"Kita berdoa nanti bulan Desember 2022 saat pemilihan ADWI, Desa Wisata Keris Aeng Tong Tong ini akan dipilih oleh Kemenparekraf dan bisa menjadi juara tingkat nasional," harapnya.

 

Untuk itu, Khofifah berkomitmen untuk terus membantu dan menggencarkan promosi Desa Wisata Keris melalui peningkatan fasilitas. Sehingga Desa Wisata Keris menjadi ikon baru desa wisata di Kabupaten Sumenep. Terutama berkat filosofi sejarah yang menjadi modal unggulan keberadaan Kampung Keris agar bisa semakin mendunia nantinya.

 

"Saya ingin memberikan support karena desa ini memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Ditambah kekayaan budaya adiluhung, dan filosofi nilai sejarah dari kerajaan-kerajaan yang ada di Sumenep," ujarnya.

 

Khofifah menuturkan, dilihat dari nilai sejarah dan filosofi yang ada, keris menjadi bagian dari heritage serta kearifan budaya yang memiliki nilai budaya   tinggi. Pada dasarnya keris bukan  senjata tajam, melainkan sebuah pusaka yang menjadi warisan budaya bangsa. Sehingga ia menaruh harapan besar agar jangan sampai nanti masyarakat yang mengkoleksi keris diartikan sebagai kolektor benda tajam atau senjata. Perspektif ini membutuhkan penjelasan khusus mengingat regulasi sajam memberikan restriksi tertentu.

 

"Jadi keris lebih tepat sebagai  sebuah pusaka warisan budaya dan ini menjadi bagian dari pelestarian budaya bangsa yang ternyata, Mpu terbanyak di dunia ada di Kabupaten Sumenep Jawa Timur," jelasnya.

 

"Setelah saya ikuti dan amati, ternyata proses pembuatan keris cukup lama, ada hitungannya, milih hari untuk memulai, milih jam  dan tidak boleh sembarangan," imbuhnya.

 

Dalam rangka menggencarkan promosi menjadi Desa Wisata, Khofifah akan menugaskan Disbudpar Jatim bersama para Mpu untuk membuat desa keris ini lebih dikenal dan mudah diakses oleh wisatawan.

 

"Kita berharap para Mpu bisa mengidentifikasi nilai  yang harus dikuatkan untuk menjadikan Desa Wisata Keris ini menjadi besar," tandasnya.

 

Sebelumnya, Wakil Bupati Sumenep menjelaskan bahwa Sumenep merupakan kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura yang terkenal dengan Kota Keris. Sumenep ditetapkan oleh UNESCO sebagai kota terbanyak di dunia  yang memiliki Mpu keris.

 

Sebagai informasi, Desa Aeng Tong-tong sendiri memiliki galeri khusus keris yang menjadi ruang untuk menampilkan produk-produk keris. Di sana juga ditampilkan keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun. Galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.

 

Selain itu, ada ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur Mpu yang disebut dengan Penjamasan Keris. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pesta rakyat yang menampilkan kesenian tradisional seperti saronen dan macopat.

 

Khofifah Antusias Berjumpa Satu-Satunya Empu Perempuan di Sumenep

 

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah berjumpa dengan satu-satunya Mpu perempuan yang berada di Sumenep.

 baca juga : Mario Aji, pembalap Jatim yang berlaga di Moto 3 2022

Ketika bertemu dengan Khofifah, wanita yang akrab disapa Mpu Ika ini menjelaskan dengan sangat detail seluruh prosesi pembuatan keris dari awal hingga akhir pembuatan. Bahkan, sebelum pembuatan beberapa keris harus dipastikan tanggal pembuatannya. Serta harus memberikan nilai estetika sekaligus pesan yang ada di dalam keris itu sendiri.

 

"Terima kasih Ibu Gubernur atas kehadirannya. Ini menjadi pemacu semangat kami untuk terus bekarya dan menjadikan Desa Wisata Keris ini semakin banyak diminati masyarakat Indonesia dan dunia sebagai sejarah dan warisan asli Indonesia," harapnya. ggc

 

 

Komentar