Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Cagar Budaya Makam Auliya' Sono, Wisata Religius di Sidoarjo

 

Cagar Budaya Makam Auliya' Sono, Wisata Religius di Sidoarjo


Gembelgaul.com - Revitalisasi Makam Auliya' Ponpes Sono di Sidoarjo mendapat perhatian langsung dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Khofifah pun menyampaikan dukungan dan apresiasinya saat mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam Peletakan Batu Pertama Revitalisasi Cagar Budaya Makam Auliya' di Asrama Gupusjat Optronik II Puspalad, Desa Sono Kecamatan Buduran bersama , Rabu (31/8).

Sebelum prosesi peletakan batu pertama, KSAD didampingi   Gubernur Jatim , Pangdam, Kapolda, Ketua PWNU Jatim dan Bupati Sidoarjo  melakukan ziarah di makam para Auliya' Sono sekaligus meninjau maket revitalisasi makam yang berada di dalam kompleks militer Gupusjat TNI AD di Sidoarjo.

Sebagai informasi, Makam Auliya' di kawasan Desa Sono Kabupaten Sidoarjo, merupakan situs makam leluhur cikal bakal pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Pada kompleks pemakaman tersebut, terdapat makam para Auliya, di antaranya Kyai  Muhaiyin, Kyai Abu Mansur, dan Kiai Zarkasi. Apalagi, Ponpes Sono di Kabupaten Sidoarjo ini juga merupakan tempat beguru pendiri sekaligus Rais Akbar NU, Kyai Hasyim Asy’ari.

Pada kesempatan tersebut Gubernur Khofifah mengatakan dirinya mendukung dan  mengapresiasi revitalisasi Makam Sono yang merupakan cagar budaya bangsa. Menurutnya, revitalisasi ini sebagai bentuk penghormatan bagi para Ulama pejuang sejaligus para Auliya'.

"Saya berharap, dengan dilakukannya peletakan  batu  pertama kali ini, juga menjadi landasan dari dasar spirit kebangsaan Indonesia," ujar Khofifah.

Ketua Umum Muslimat NU tersebut berharap, dengan adanya revitalisasi Makam Sono dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk melakukan ziarah dengan nyaman, karena fasilitas yang ada telah dikembangkan.

"Agar masyarakat juga mendapatkan pengetahuan baru, jika pada 200 tahun lalu, Sidoarjo merupakan puncak peradaban nasional karena ulama besar lahir dari dari tempat ini," kata Khofifah.

Terakhir, dirinya berpesan pada generasi muda, dengan kegigihan para Ulama beserta dzurriyahnya dapat menjadi contoh tauladan.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang juga menghargai jasa para pahlawannya," tutup Khofifah.

Sementara itu, dalam sambutannya KSAD mengatakan, jika pihaknya mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kodam V Brawijaya dengan Pemkab Sidoarjo dalam rangka program revitalisasi Makam Auliya' yang terletak di kawasan Desa Sono.

baca juga : Suka balap ? nonton balapan gratis tiap minggu yuk di Sentul

"Saya memberikan apresiasi dan penghargaan atas progres kelancaran revitalisasi ini sesuai dengan harapan.Makam ini memiliki nilai historis yang penting bagi masyarakat Sidoarjo. Ponpes Sono yang terkenal dengan melahirkan sejumlah Kyai besar termasuk Kyai Haji Hasyim Asy'ari," ujar KSAD Dudung.

Lebih lanjut KSAD menambahkan, dengan dipugarnya kompleks Makam Sono di Kabupaten Sidoarjo, memberikan bukti jika 200 tahun lalu Sidoarjo merupakan pusat peradaban Islam.

"Beberapa waktu yang lalu saya datang ke sini bertemu dengan bupati. Kemudian diceritakan Bupati tentang sejarah, bagaimana penjajah Jepang kemudian berkumpul disini mengatur siasat syuhada," jelasnya.

Menurutnya, hal ini membuktikan jika Ponpes Sono bukan hanya serta merta merupakan sebuah pesantren, namun banyak Syuhada serta Ulama di Desa ini yang turut ikut memerdekakan bangsa.

"Saya terketuk, saya merasa ini sudah lama ini harus dijadikan cagar budaya. Dalam hati saya, yang mendirikan bangsa, yang memerdekakan bangsa serta yang menghormati bangsa sendiri kok susah. Maka saya segera berkoordinasi untuk mengatur revitalisasi. Saya juga NU, dulunya saya nyantri," cerita KSAD.

Terakhir, KSAD berharap dengan revitalisasi kompleks Makam Sono seluas 21 hektar ini dapat memberikan manfaat bagi para umat.

"Ini untuk kepentingan umat, yang mana umat adalah yang memiliki negara. Jadi untuk kepentingan umat, jangan terlalu banyak dipikir tapi dilakukan. Saya berharap revitalisasi ini sebenarnya lebih diperluas," ujarnya.ggc

 

Komentar