Kampung Batik Tulis Jetis Sidoarjo Wajib Dikunjungi

  Gembelgaul.com - Kampung Batik Tulis Jetis yang sangat Legendaris di Dusun Jetis, Kelurahan Lemahputro, Kab. Sidoarjo dan ini dikunjungi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara khusus. Kunjungan itu dilakukannya di sela-sela Gowes Gemilang bersama Bupati Sidoarjo dan masyarakat Sidoarjo dalam rangka menyambut perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VIII Tahun 2023. Sebagai informasi, Kab. Sidoarjo merupakan salah satu tuan rumah Porprov Jatim VIII   bersama tiga daerah lainnya, yakni Kab. Mojokerto, Kota Mojokerto dan Kab. Jombang. Khusus Kab. Sidoarjo juga menjadi venue pembukaan perhelatan Porprov VIII pada tanggal 9-16 September 2023 mendatang. Untuk itu, Gubernur Khofifah mengajak masyarakat ikut mempromosikan berbagai produk pelaku UMKM selama gelaran Porprov VIII berlangsung. Termasuk salah satunya kerajinan batik tulis di Kampung Batik Jetis yang sangat legendaris dan harganya terjangkau   di Sidoarjo ini. "Porprov ini tidak sekadar menja

Makam Tuanku Imam Bonjol dan Kyai Modjo, Wisata Religius di Minahasa-Sulawesi Utara

 

Makam Tuanku Imam Bonjol dan Kyai Modjo, Wisata Religius di Minahasa-Sulawesi Utara

Makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta-Minahasa, meninggal disini setelah diasingkan Kompeni Belanda.


Gembelgaul.com - Bersama beberapa Kepala OPD dan Pimpinan BUMD Prov Jatim, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ziarah ke Makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta dan Kiai Muslim Muhammad Halifah (Kyai Modjo) di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara Kamis (25/8).

 

Ziarah ini khusus dilakukan di sela kunjungan kerja Gubernur Khofifah dalam rangka Misi Dagang Jatim dengan Sulawesi Utara. Tak hanya itu, ziarah ke makam pahlawan nasional juga sekaligus dilakukan untuk menguatkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

 

Sebagaimana diketahui, Tuanku Imam Bonjol merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat. Tuanku Imam Bonjol di zaman kolonial Belanda diasingkan di Lotta, Minahasa saat memperjuangkan Kemerdekaan bangsa dan tanah air.

 

“Kita sengaja menyempatkan diri ziarah ke makam pahlawan nasional. Kemarin kita baru saja merayakan HUT RI yang ke 77. Tentu dengan ziarah ini kita berharap bisa memaknai perjuangan para pahlawan nasional dalam meraih kemerdekaan,” turutnya.

 

Makam Tuanku Imam Bonjol dan Kyai Modjo, Wisata Religius di Minahasa-Sulawesi Utara
Makam Kyai Mojo, salah satu panglima Pangeran Diponegoro yang diasingkan di Tondano-Minahasa.

Sama halnya dengan Tuanku Imam Bonjol, Kyai Modjo merupakan sosok Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang sebelumnya diasingkan di Tondano, Minahasa di zaman kolonial yang kemudian dipindahkan di Makasar.

 

Kyai Modjo datang bersama 63 orang pengikutnya yang kemudian mereka bercocok tanam dan menjadi pengrajin, mulai kayu hingga penjahit.

 

Tidak sampai disitu, ke-63 pengikutnya pun kemudian memperistri warga sekitar aliran sungai Tondano. Setahun usai kedatangan Kyai Mojo dan pengikutnya, istri Kyai Mojo didatangkan dari Jawa.

 

Setelah bertahun-tahun menetap di pengasingan dan membentuk kebudayaan di Tondano, muncullah sebuah desa yang dinamai Jawa Tondano (Jaton). Dimana kebanyakan asal mereka yang bersuku Jawa tepatnya berasal dari Jawa Tengah.


baca juga : pengalaman naik kawah ijen pakai matic

 

Usai ziarah Gubernur Khofifah mengatakan bahwa sikap toleransi dan moderasi  harus dijunjung tinggi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kebhinekaan negeri inilah  yang membuat bangsa Indonesia kaya.

 

“Ini lah yang harus kita jadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Toleransi dan moderasi  menjadi hal yang sangat penting,” ucapnya

 

Kepada Juru Kunci Makam Kyai Modjo Hari Parbo, Khofifah menitipkan pesan agar adanya penanda yang paten bahwa ditempat ini ada Pahlawan Nasional.

 

“Didepan sudah ada plakat penanda. Tapi didalam belum tertera. Alangkah baiknya jika  bisa diberi tanda bendera merah putih  yang terbuat dari plakat besi juga. Sehingga lebih tahan lama,” ungkap Khofifah.

 

Khofifah kemudian juga memberikan pesan bahwa makam istri Kyai Mojo yang ada diluar pagar makam Kyai Mojo sebaiknya  dijadikan satu.

 

Namun kendala ditemui sebab saat ini makam tersebut telah menjadi cagar budaya milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

 

“Mungkin bisa bersurat ya  ke Kementerian. Sehingga bisa satu area pagar dengan Kyai  Modjo serta diberi penanda nama agar dapat dikenali bagi peziarah kapanpun,” ucapnya. ggc

 

 

 

Komentar