Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Bengkel Cak Pur, Pembuat Motor Trike Untuk Disabilitas



Gembelgaul.com - Berkat kreasi Slamet Purnomo atau lebih dikenal cak Pur ini, para disabilitas tak lagi duduk manis di kursi roda tapi bisa mobilitas layaknya orang normal.

Cak Pur memberikan solusi ampuh yaitu merubah sepeda motor menjadi alat transportasi khusus disabilitas. Perubahan mencolok pada roda belakang yang awal satu berubah dua, identik trike atau roda tiga.

"Roda tiga memudahkan handling untuk disabilitas, tinggal naik dan gas," jelas pria berumur 40 tahun yang juga penyandang disabilitas.

Perkenalan dengan trike disabilitas ini juga tak sengaja, sewaktu masih bersekolah di YPAC Malang yang merupakan khusus disabilitas. Cak Pur yang kala itu masih kelas 4 itu tinggal di asrama, disana itu ada salah satu penghuninya memakai Honda C70 atau kuntul yang telah beroda tiga.

"Kebetulan pemilik kuntul trike itu mempunyai bengkel, aku ngenger jadi tukang angkat-angkat atau las. Transfer ilmu dari sana," urai cak Pur yang juga ketua DMI(Disable Motorcycle Indoneaia) Surabaya.

Sekiranya ilmu yang didapat cukup, cak Pur mulai merakit roda tiga sendiri. Kebetulan waktu dapat motor bodong Grand 1991 atau Honda Endog yang lampu belakang bulat.

Sekembalinya dari Malang ke Surabaya, cak Pur kembali merakit trike dan sekarang bahannya dari Suzuki RC. Mesin 2 tak dijajal untuk tarikan disabilitas dan hasil cukup mumpuni.

Bergulat lama di dalam bengkel orang, cak Pur akhirnya memutuskan membuka bengkelnya sendiri. Kali ini cak Pur mengkhususkan merakit roda tiga khusus disabilitas. Bengkel didirikan yang menyatu dengan tempat tinggalnya di Jl Keputih 3E no. 37, "Ini juga desakan teman-teman DMI dan permintaan pembuatan roda tiga yang semakin banyak," ujar modifikator disabilitas yang kemana-mana menunggang kuda besi Supra X 125 ini.

Cak Pur dalam merakit trike mengutamakan kualitas, tidak sekedar mereka-reka mana yang pas. "Roda tiga digunakan jangka panjang untuk disabilitas, intinya kuat dan tahan lama," tambahnya.

Perubahan mencolok pada pada bagian swing armnya, cak Pur memodifikasi model knock down agar mampu bongkar pasang jika dikembalikan semula. Hasil modifikasi cak Pur ini bisa dipakai semua merk motor mulai matic sampai model bebek. Tinggal merubah lubang as jika tidak pas.

Garansi 1 tahun  untuk setiap hasil karyanya, maka harga menandakan kualitas bagus. Cak Pur menetapkan harga 6 juta untuk manual dan 7 juta. Selain penambahan roda tiga, cak Pur memberikan aseso untuk menempatkan kruk penyangga disabilitas di bagian bodi. Khusus motor manual perpindahan gigi persneling diubah menjadi model stick layaknya mobil hingga tak perlu menggunakan kaki.

Banyak konsumen cak Pur ini puas akan hasil kerjanya bahkan pelanggan paling jauh dari Timor-Timor. Kreasi anak bangsa ini patut di apreasi lebih, cak Pur berharap pemerintahan melirik dan memberikan bantuan untuk pengembangan khususnya kaum disabilitas bahwa keterbatasan bukan halangan sekarang.(ggc)

Komentar

Posting Komentar