Racun Sangga, Film Mistik Santet Versi Banjarmasin

  Gembelgaul.com - Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga adalah film horor terbaru karya Rizal Mantovani yang diproduksi oleh Sunil Soraya melalui Soraya Intercine Films. Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang sempat viral di media sosial, ditulis oleh Gusti Gina. Mengangkat tema santet mematikan bernama racun sangga, cerita ini membawa penonton menyelami teror psikologis dan mistis yang melampaui logika. Mengisahkan perjalanan tragis pasangan baru menikah, Andi (Fahad Haydra) dan Maya (Frederika Cull), yang menjadi korban kekuatan ghaib. Setelah mereka pindah rumah, berbagai kejadian aneh mulai menghantui, seperti penampakan hewan mati, suara-suara aneh, hingga kondisi fisik Andi yang memburuk drastis. Film ini menawarkan visual menegangkan, terutama bagi penonton dengan trypophobia, berkat detail efek racun sangga yang memicu ketakutan mendalam. Melalui penyutradaraan yang matang, Rizal Mantovani menghadirkan atmosfer horor yang intens. Kombinasi alur kisah nyata, ...

Biokrasi Era Industri 4.0 Buat Kaum Milenial


Gembelgaul.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan bahwa hal leadership atau kepemimpinan saat ini bukan sesuatu yang hanya memerintah saja. Tetapi gaya kepemimpinan yang diutamakan adalah bagaimana dirinya bisa menggerakkan seluruh komponen di sekitarnya.

Apalagi era saat ini dinilai sudah jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Untuk itu, konsep baru dalam hal kepemimpinan dalam menghadapi kaum milenial harus dipahami. Utamannya di dalam maupun di luar lingkup birokrasi sebagai salah satu upaya persiapan menghadapi era industri 4.0.

"Leadership hari ini adalah leadership not by instruction," ucap Wagub Emil Elestianto Dardak saat menghadiri acara Leadership Transformation yang diselenggarakan PT. PLN (Persero) di Balai Andika, Hotel Mojopahit Surabaya, Kamis (29/8).

Pola kepemimpinan tersebut, menurut Wagub Emil sangat sesuai dengan era saat ini. Gaya tersebut bisa menjadi penghubung antara generasi milenal dengan generasi sebelumnya.

Jika pola tersebut dapat diimplementasikan dalam suatu lembaga dimana kebanyakan pekerjanya para generasi milenial, sementara pemimpinnya dari generasi lebih tua, maka dirasa akan terjadi sinkronasi yang baik antar kedua pihak.

"Kalau kedua generasi ini sama-sama melihat dari sisi yang berbeda maka mereka akan bisa saling melengkapi," jelas Wagub Emil yang juga berbagi pengalaman saat ia tengah menyelesaikan gelar doktornya itu.

Agar keinginan tersebut bisa tercapai, maka masing-masing personal perlu memiliki rasa empati untuk bisa mendukung pola kepemimpinan yang baru tersebut.

"Saya berharap bahwa leadership kita bisa bertransformasi sehingga empati itu bisa muncul," ucap Wagub Emil.

Turut hadir pada acara tersebut Wakil Ketua KPK periode 2011-2015 Bambang Widjojanto dan General Manager PLN UIT Jawa Bagian Timur dan Bali, Suroso serta puluhan perwakilan karyawan PLN dari seluruh wilayah Jatim dan Bali. (bws/ggc)

Komentar