Tolak Selingkuh Lewat Detektif Jaga Jarak

Film Detektif Jaga Jarak, background pandemi bertahan hidup dengan menjadi mata-mata. Gembelgaul.com – Tolak selingkuh lewat detektif partikelir yang menjadi tema film Detektif Jaga Jarak, Film bergenre drama komedi ini ditulis oleh Rahabi Mandra dengan jajaran produser Rodney Louis Vincent, Ajeng Vincent (Seven Sunday Films) dan Tesadesrada Ryza (Temata Studios). Apa jadinya kalau Marthino Lio beraksi jadi detektif partikelir bareng aktor cilik Bima Sena? Jangan lewatkan film terbaru dari Seven Sunday Films dan Temata Studios berjudul “Detektif Jaga Jarak” yang akan resmi tayang tanggal 1 Juni 2023.   “Kami (Seven Sunday Films) sebetulnya sudah lama ingin membuat film komedi. Ketika bertemu dengan Rahabi Mandra, beliau tertarik untuk menyumbang ide dan menulis ceritanya. Tidak lama setelah itu, kami langsung garap produksi film ini tepatnya di tahun 2021,” ungkap Rodney Louis Vincent tentang awal pengembangan filmnya. Kisah menarik datang dari Rahabi Mandra selaku Penulis

Pemain 450 juta, Free Fire Salip PUBG dan Fornite



Gembelgaul.com - Game battle royale terpopuler versi seluler di dunia saat ini bukanlah PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) yang memiliki 50 juta pengguna terdaftar atau Fortnite dengan basis pengguna sebesar 250 juta pemain. Saat ini game terpopuler pada genre ini adalah Free Fire.

Game Free Fire saat ini baru saja melampaui 450 juta pengguna terdaftar dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan. Pada kuartal pertama 2019 saja mereka kedatangan 73 juta pemain baru.

Dari game Free Fire ini, Garena sebagai publisher dikabarkan telah meraup pendapatan sebesar USD 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.


Free Fire berhasil memenangi persaingan di segmen game mobile, padahal segmen ini adalah yang paling sulit karena dengan keberadaan lebih dari 2,3 miliar gamer di seluruh dunia dan pendapatan sebesar USD 137,9 miliar, semua pihak tentu menginginkan potongan kue paling besar.

Lalu apa yang membuat Free Fire mampu menyalip PUBG dan Fortnite? Ada beberapa hal yang dipercaya menjadi kunci sukses game ini.

Pertama, Garena telah ada selama lebih dari satu dekade terakhir sebagai platform game dan publisher baik untuk game PC dan mobile di Asia Tenggara. Dengan kata lain: Garena tahu audiensnya dan tahu bagaimana membuat game untuk mereka.

1. Game berbasic seluler bukan PC

Alasan utama Free Fire bisa begitu sukses, terutama di wilayah seperti Asia Tenggara, India, dan Amerika Latin, adalah karena game ini dibuat dan dioptimalkan khusus untuk seluler. Tidak seperti PUBG yang merupakan adaptasi dari game PC. Hal ini menjadi keunggulan kedua mereka.

Kondisi ini membuat PUBG dan Fortnite kesulitan untuk menciptakan game yang bisa dimainkan di smartphone low end karena mereka juga harus memikirkan kualitas, baik dari gambar dan lainnya, agar tetap mirip dengan aslinya di PC.

Padahal, bukan rahasia lagi bahwa ada miliaran gamer di wilayah-wilayah tertentu yang lebih memilih game mobile karena tidak memiliki konsol atau PC. Selain itu, ponsel mereka juga mungkin bukan yang memiliki spesifikasi mumpuni untuk menjalankan game-game berkapasistas tinggi.

2. Ringan dimainkan di smartphone low end

Hal ini lah yang menjadi keunggulan tersendiri bagi Free Fire karena game ini sudah bisa dimainkan dengan nyaman di hampir semua perangkat seluler yang memiliki RAM 1GB. Di sisi lain, PUBG Mobile membutuhkan 2GB, sedangkan Fortnite membutuhkan 3GB.

Dalam hal kapasitas penyimpanan, Free Fire juga hanya membutuhkan space 1GB. Sementara PUBG Mobile membutuhkan 1,5GB dan Fortnite 2GB.

3. Map lebih kecil, lebih seru

Alasan ketiga yang membuat Free Fire bisa sukses mungkin dkarenakan gameplay-nya yang hanya melibatkan 50 pemain, tidak seperti PUBG yang melibatkan 100 orang dalam satu permainan.

Dengan map yang terbilang kecil membuat game ini tidak membosankan karena banyak dihiasi pertemuan antar pemain dan pertempuran. Hal ini juga membuat permainan berlangsung lebih cepat dari batas waktu 10 menit yang telah ditetapkan pembuat.(bws/net)

Komentar