Racun Sangga, Film Mistik Santet Versi Banjarmasin

  Gembelgaul.com - Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga adalah film horor terbaru karya Rizal Mantovani yang diproduksi oleh Sunil Soraya melalui Soraya Intercine Films. Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang sempat viral di media sosial, ditulis oleh Gusti Gina. Mengangkat tema santet mematikan bernama racun sangga, cerita ini membawa penonton menyelami teror psikologis dan mistis yang melampaui logika. Mengisahkan perjalanan tragis pasangan baru menikah, Andi (Fahad Haydra) dan Maya (Frederika Cull), yang menjadi korban kekuatan ghaib. Setelah mereka pindah rumah, berbagai kejadian aneh mulai menghantui, seperti penampakan hewan mati, suara-suara aneh, hingga kondisi fisik Andi yang memburuk drastis. Film ini menawarkan visual menegangkan, terutama bagi penonton dengan trypophobia, berkat detail efek racun sangga yang memicu ketakutan mendalam. Melalui penyutradaraan yang matang, Rizal Mantovani menghadirkan atmosfer horor yang intens. Kombinasi alur kisah nyata, ...

Tidak Hanya Madura, Probolinggo Punya Kerapan Sapi Brujul


Gembelgaul.com - Gelaran Festival Kerapan Sapi Brujul yang merupakan icon budaya Kota Probolinggo turut ambil bagian dalam memeriahkan peringatan Hari Jadi ke 74 Provinsi Jatim. Sebanyak 50 pasang sapi ikut menjadi peserta dan saling beradu cepat di lapangan berlumpur berukuran 135 x 25 meter dengan kedalaman 50 centimeter dengan dipandu seorang joki.
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menyampaikan, budaya tersebut merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Sebab keunikan tradisinya ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Tentu ini menjadi aset berharga bagi pariwisata di Jatim,” tukas Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat menyaksikan secara langsung Festival Kerapan Sapi Brujul di Lapangan Kerapan Sapi Brujul, Jl. Kyai Syafii, Kota Probolinggo, Minggu (20/10/2019) sore.

Menurut Emil, sapaan lekat Wagub Jatim, Kerapan Sapi Brujul memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Dimana, seperti diketahui bahwa untuk membajak sawah di tanah berlumpur sudah cukup susah bagi sapi, apalagi jika harus berlari atau adu balap. Oleh sebab itu, tradisi ini harus terus dijaga dan dilestarikan khususnya untuk menarik para wisatawan baik nasional maupun mancanegara.
Emil menjelaskan, beberapa waktu lalu dirinya telah bertemu dengan Ketua Menteri Melaka Malaysia untuk membahas sinergi pariwisata antara Jatim-Melaka. Salah satu potensi pariwisata yang ditawarkan yaitu Bromo-Tengger-Semeru (BTS). Disamping itu, potensi wisata lain di Probolinggo seperti Gili Ketapang, juga bisa dimaksimalkan untuk menarik wisatawan mancanegara. Khususnya lewat Kapal Pesiar "Cruise" yang biasanya singgah di pelabuhan Probolinggo.

“Para wisatawan mancanegara yang turun di Probolinggo lewat cruise bisa diajak ke Bromo Tengger. Apalagi, jika ditunjang dengan tradisi budaya Kerapan Sapi Brujul yang bisa dijadikan kalender event pariwisata di Probolinggo. Tentunya, ini peluang yang harus digarap dengan serius,” urai mantan Bupati Trenggalek ini.
Emil berharap, dengan adanya kalender event pariwisata seperi Festival Kerapan Sapi Brujul serta potensi wisata alam yang indah akan mampu menarik para wisatawan berkunjung ke Kota Probolinggo. Terlebih lagi, juga ditunjang dengan akses jalan yang cukup mudah menuju Kota Probolinggo baik lewat tol maupun pelabuhan.

“Kita telah memproyeksikan bahwa pengembangan kawasan industri juga kompetitif diakukan di Probolinggo. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Probolinggo memiliki potensi yang luar biasa. Semoga ke depan Kota Probolinggo terus maju dan berkembang sehingga masyarakatnya bisa makin sejahtera,” pungkas Emil.

Sementara itu, Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan, bahwa Kerapan Sapi Brujul telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda milik Kota Probolinggo. Oleh sebab itu, lewat hal ini diharapkan Kerapan Sapi Brujul bisa lebih ditingkatkan gaungnya di level  regional hingga nasional.

Kerapan Sapi Brujul sendiri, lanjut Habib Hadi, sebenarnya merupakan kebiasaan para petani yang hendak membajak sawah. Untuk menghilangkan kejenuhan, kepenatan, meski tidak ada hadiah pada waktu itu karapan ini tetap menarik masyarakat hingga sekarang.

“Kerapan Sapi Brujul ini sudah menjadi hak paten milik Kota Probolinggo. Mari kita jaga jangan sampai kegiatan yang sudah baik dimanfaatkan dengan kegiatan yang tidak baik. Jaga tradisi dengan baik, karena ini sebagian dari budaya yang dimiliki warga Kota Probolinggo,” tutupnya. (bws/ggc)

Komentar