Gembelgaul.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
mengusulkan ke Lembaga Pembeayaan Eksport Indonesia (LPEI) Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo,
Kabupaten Jombang menjadi Desa Devisa.
Selama ini desa tersebut terkenal sebagai desa
penghasil manik-manik berbahan dasar limbah beling. Tidak main-main, selain
diminati pasar domestik, manik-manik buatan desa tersebut juga telah mampu
menembus pasar di negara-negara Benua Asia, Afrika dan Eropa.
"Desa ini punya keunikan dan sangat otentik.
Produk yang dihasilkan terbukti diminati pasar Asia dan Eropa sehingga sangat
memenuhi syarat menjadi Desa Devisa yang tengah kita usulkan," kata
Khofifah di Jombang, Sabtu (12/2).
Sebelumnya, Gubernur Khofifah telah meninjau dua
lokasi desa devisa yakni Sentra Batik Tenun Gedog Tuban serta Sentra kain dan
sarung Tenun Wedani Gresik.
Sebagai informasi, Desa Devisa sendiri merupakan
program pendampingan yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development).
Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk
unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial
dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Dengan beberapa kriteria yang dijadikan asesmen oleh
LPEI, Khofifah menyebut Kampung Manik-Manik di Jombang ini telah memenuhi
keseluruhannya.
"Yang pertama adalah produk milik sendiri bukan
karya orang lain yang diperjual belikan
ditempatnya. Lalu punya keunikan, punya pasar ekspor, dilakukan oleh banyak orang di satu desa
didukung kelembagaan kelompok. Saya rasa
ini sudah memenuhi kriteria itu," ucap Khofifah.
Usai melihat secara langsung mulai dari proses
pembuatan hingga penjualan di toko yang ada ditempat yang sama, Khofifah
optimistis Desa Plumbon Gambang bisa menjadi desa devisa.
"Kita memang harus hunting untuk menemukan
desa-desa mana di Jatim yang potensial dijadikan desa devisa. Kami turun dan
melakukan asesmen sendiri, tapi tentu saja yang menentukan tetap LPEI,"
jelasnya.
Khofifah menyebut jika LPEI memberikan kuota kepada
Jatim sebanyak 15 desa untuk dijadikan desa devisa pada tahun 2022 ini.
Khofifah bersyukur atas besarnya kuota yang diberikan tersebut karena bisa
menjadi pendongkrak kesejahteraan masyarakat desa. Tetapi saat ini yang telah
siap ada 20 desa. Kita akan mengajukan semua.
"Karena kalau ini jadi desa devisa, akan
dibantu desainernya, dibantu pembiayaannya dan dibantu akses pasarnya. Jika
sudah masuk katalog LPEI saya berharap bisa mempercepat pengembangannya," tambahnya.
Sementara itu, salah satu perajin, Wartiah
mengungkapkan bahwa sebelum pandemi Covid-19 melanda, tak kurang dari 10 negara
di Asia dan Eropa menjadi pelanggan tetap manik-manik yang diproduksi para
perajin.
Selain pasar luar negeri, manik-manik dari Desa
Plumbon, Gambang, juga sangat diminati di dalam negeri. Provinsi Bali, NTT dan
beberapa provinsi di Kalimantan, menjadi pasar tetap produk manik-manik asal
desa tersebut.
"Meskipun ekspor ke luar negeri semenjak
pandemi memang menurun, tapi disini kami sudah pernah ekspor hingga
Madrid," katanya
Terkait diusulkannya Desa Plumbon Gambang sebagai
Desa Devisa, Wartiah mengatakan jika dirinya sangat bersyukur dan berterima
kasih atas perhatian Gubernur Khofifah yang menjadikan usahanya bersama warga
desa Plumbon Gambang Jombang bisa lebih maju.
"Terima kasih ibu Gubernur, semoga kami semua
pengrajin manik-manik bisa menerima dampak baik dan berharap dengan sangat bisa
menjadi salah satu dari 15 desa devisa," pungkasnya
Sebagai informasi, di Desa Plumbon Gambang terdapat
125 unit pengusaha manik manik, dengan pekerja 1.200 orang yang berasal dari
masyarakat sekitar baik Perempuan maupun laki-laki. ggc
Komentar
Posting Komentar