Sasar Liburan Sekolah, Ejen Ali Jilid 2 Beraksi

  GEMBELGAUL.COM, JAKARTA - Setelah sukses mencuri perhatian penonton di bioskop Malaysia, Ejen Ali The Movie 2: Misi Satria akhirnya akan tayang juga di Indonesia. Catat tanggalnya: mulai 27 Juni 2025, film animasi penuh aksi dan emosi ini bisa disaksikan di jaringan bioskop nasional, tepat di momen libur sekolah. Cocok banget buat tontonan bareng keluarga atau adik-adik di rumah. Di film keduanya ini, Ejen Ali kembali menjalankan misi penting. Tapi kali ini bukan misi biasa—Ali dipilih untuk jadi agen pertama yang mencoba teknologi paling mutakhir milik agensi rahasia MATA: Project Satria. Ini bukan sekadar peralatan keren, tapi pakaian tempur berteknologi AI yang bisa membantunya menguasai empat kemampuan utama: teknologi (Tekno), strategi (Neuro), bela diri (Kombat), dan kecerdasan (Inviso). Canggih, tapi jelas tidak mudah. Dengan segala tekanan dan tantangan, Ali tidak hanya harus berhadapan dengan musuh barunya, Neonimus, tapi juga diuji secara emosional. Persaha...

Pengepungan di Bukit Duri Tembus 1.851.315 penonton Melebihi The Raid

 

Pengepungan di Bukit Duri Tembus 1.851.315 penonton Melebihi The Raid

GEMBELGAUL.COM, JAKARTA - Film Pengepungan di Bukit Duri karya penulis dan sutradara Joko Anwar kini menjadi film action dewasa Indonesia terlaris sepanjang masa.

Dalam 26 hari penayangannya, film ini telah meraih 1.851.315 penonton dan masih terus bertambah. Capaian ini melampaui rekor film The Raid (2012) yang selama 13 tahun memegang gelar film action Indonesia terlaris dengan 1.844.817 penonton.

Kesuksesan Pengepungan di Bukit Duri menandai titik balik penting bagi genre action thriller di Indonesia, yang selama ini belum mendapatkan tempat luas di hati penonton lokal.

Dengan pencapaian ini, genre tersebut kini memiliki peluang lebih besar untuk berkembang di industri film nasional.

Sebelumnya, Joko Anwar juga telah membawa angin segar ke genre action lewat film superhero Gundala (2019), yang meraih status blockbuster.

Bagi Joko Anwar sendiri, film ini menjadi salah satu karya paling penting dalam perjalanan 20 tahun kariernya sebagai sutradara.

Film ini memantik diskusi dan percakapan publik sejak sebelum penayangannya, terutama karena isu sosial yang diangkatnya dianggap relevan dengan dinamika yang sedang berlangsung di masyarakat.

Diskusi-diskusi publik muncul secara organik, menunjukkan bahwa film ini bukan hanya tontonan, tetapi juga ruang refleksi sosial.

Pengepungan di Bukit Duri merupakan proyek ko-produksi internasional antara Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios dari Hollywood.

Joko Anwar tidak hanya bertindak sebagai penulis dan sutradara, tetapi juga sebagai produser bersama Tia Hasibuan serta penyunting gambar.

Ia kembali menggandeng kolaborator lamanya seperti sinematografer Jaisal Tanjung dan komposer Aghi Narottama untuk mewujudkan visi sinematik film ini.

Film ini juga menjadi ajang tampilnya banyak talenta muda berbakat Indonesia di depan layar. Selain menghadirkan aktor ternama seperti Morgan Oey, Hana Pritashata Malasan, Kiki Narendra, dan Landung Simatupang, sejumlah aktor muda turut terlibat, di antaranya Omara Esteghlal, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Raihan Khan, Farandika, Millo Taslim, Sheila Kusnadi, Shindy Huang, dan Bima Azriel.

Dengan keberhasilan ini, Pengepungan di Bukit Duri tidak hanya mencatat prestasi secara komersial, tetapi juga memperkuat posisi film Indonesia dalam hal keberagaman genre dan kualitas produksi yang kompetitif di kancah global.ggc

Komentar