Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Arumi Bachsin Tampil Cantik Pasca Keguguran dan Impiannya Tentang Generasi Cerdas



Arumi Bachsin Tampil Cantik Pasca Keguguran dan Impiannya Tentang Generasi Cerdas


Gembelgaul.com Masalah stunting adalah suatu kondisi kurang gizi yang kronis. Kurang gizi yang kronis tersebut bukan hanya disebabkan oleh asupan makanan yang gizi nya kurang, namun ketika diberi gizi yang baik permasalahan stunting akan selesai. 


Ini yang disorot istri wakil gubernur Jatim dan juga Ketua Tim Penggerak PKK Jatim Arumi Bachsin mengingatkan kepada perempuan khususnya di Jatim untuk memperbaiki pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Pola hidup sehat tersebut akan membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan stunting atau gizi buruk. 

Semua itu sampaikan saat menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Penanganan Stunting Melalui Program Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Tahun 2019 di Hotel Grand Dafam Surabaya, Jumat (1/3/2019).

Arumi juga mengatakan, bahwa stunting banyak terjadi akibat pola hidup yang kurang sehat sehingga berdampak terhadap generasi anak. Permasalahan stunting tidak hanya melibatkan anak-anak, namun butuh peran serta atau kesadaran perempuan untuk melakukan hidup sehat sebelum menikah dan memiliki anak. 

"Kondisi stunting tidak hanya berlangsung satu atau dua bulan saja tapi bisa berlangsung lama sekali," ungkapnya. 

Permasalahan pencegahan stunting, lanjut Arumi bukan hanya permasalahan pada anak saja, melainkan yang harus di cegah adalah ibunya dan perlu identifikasi semasa remaja atau pada saat mengandung apakah pola hidup nya kurang berkualitas. 
  
"Kita tidak bisa melahirkan generasi yang cerdas atau pintar jika kita tidak sehat. Ternyata dari kesemuanya itu, kita harus sehat terlebih dahulu baru kita bisa pintar atau cerdas. Dimana salah satu penyebab stunting adalah dikarenakan kurang memperhatikan pola hidup sehat," tegasnya. 

Arumi berharap, dibutuhkan peran serta semua lini yang ada di daerah baik komitmen kepala daerahnya, PKK, Posyandu dan semua elemen masyarakat. 

"Semua harus turun untuk mengatasi stunting. Penanganan stunting tidak bisa terselesaikan hanya dengan satu sektor yakni kesehatan dan pendidikan saja tapi semua sektor harus memiliki komitmen dan bisa turun untuk mengatasi," tutupnya. 

Ini juga sesuai dengan semangat Nawa Bhakti Satya yang digagas oleh Ibu Gubernur Jatim disebutkan, bahwa pada bhakti ke tiga menjadikan Jatim Cerdas dan Sehat. Artinya, permasalahan pendidikan tidak lepas dari masalah kesehatan.



Komentar