Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Abdul Syakur, Disabilitas Jago Turing




Gembelgaul.com - Keterbatasan tidak membuat seorang penyandang disabilitas hanya berdiam berpangku tangan saja. Tidak untuk Abdul Syakur, divonis sewaktu kecil terkena penyakit polio hingga kaki kiri lemah dan hanya memakai as kruk selama hidup.

"Waktu itu umur 2 tahun demam dan terus disuntik akhirnya cacat sampai sekarang," jelas pria yang sehari-hari berprofesi sebagai guru ini.

Nasi sudah menjadi bubur, Abdul Syakur tetap melanjutkan hidup. Awalnya ia merasa minder atas kondisinya tapi disemangati keluarga terutama kakeknya tetap bertahan hidup. Abdul Syakur tak bisa sekolah di lingkungan umum, oleh kakeknya di masukkan SLB YPAC  yang masih di daerah Mayjen Sungkono-Surabaya dan sekarang pindah di Semowaru Utara.


Tempat itulah jadi cikal bakal hidupnya, setelah lulus dan sampai hijrah ke Jember untuk kuliah. Di kota tersebut sempat bekerja di sebuah koperasi syariah serta menemukan jodohnya. Tak lama kemudian pindah ke Surabaya pada tahun 2000  dan sempat nganggur selama 1 tahun lebih.

"Sudah melamar sana sini tapi siapa yang mau menerima sarjana ekonomi disabilitas macam aku ini, " canda sedikit dari Abdul Syakur yang telah dikarunia 2 anak ini.

Sempat putus asa tapi rejeki tak kemana, sewaktu silaturahmi di sekolahnya dulu SLB YPAC dan bertemu pengurus yayasan. Abdul Syukur ditawari jadi guru "Sebenarnya aku  tak begitu tertarik karena dikeluarga semua guru dan dulu pengin tidak jadi guru. Tapi jalan memang kesana, jadi tawaran itu aku  terima," ujarnya kembali.

Kehidupan berekonominya mulai membaik setelah jadi guru tapi Abdul Syakur terus belajar dan sharing kepada orang lain senasib dengan dirinya. Oleh karena itu ia mendirikan DMI(Disable Motorcycle Indonesia), sebuah klub motor khusus penyandang disabilitas seperti dirinya.

"Badan boleh kekurangan tapi aktivitas harus terus produktif, naik motor juga harus bisa," celetuk pria yang sehari-hari mengendarai Supra X modifikasi roda tiga khusus disabilitas. Supra X-nya itu telah wari-wiri Surabaya-Malang, mantap diajak turing.

Berdirinya DMI ini tidak hanya ajang silahturahmi antar penyandang disabilitas semata tapi juga bertukar info berguna macam pekerjaan atau pengurusan SIM. Untuk yang terakhir ini ada SIM khusus untuk penyandang disabilitas, "Beda dengan pada umumnya namanya SIM D khusus penyandang disabilitas dan harga perpanjang murah," jelas Abdul Syakur kembali.

Urip iku Urup, itu yang dijadikan pedoman hidup Abdul Syakur. Biarpun disabilitas tapi berguna bagi orang lain dan membantu sekitarnya, tetap produktif. Selain jadi guru, Abdul Syakur sedang mengembangkan bisnis online kearah clothing, kebetulan ia dapat channel dari Bandung dengan menjadi reseller.

"Monggo diklik  https://distrodakwah.id/syakur_distro setiap keuntungan 10% disumbangkan ke dana sosial DMI," jelasnya. Abdul Syakur menjual kaos distro islami didalamnya dan hanya ditawarkan tidak terlalu mahal kisaran 100 ribu dengan kualitas memuaskan. (ggc/red)

Komentar