Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Bedah Serat Kuno, F.Aziz Manna Telurkan Jihwa Gra Van Cana



Gembelgaul.com - Jihwa Gra Van Cana, buku kumpulan puisi terbaru penyair Nasional F. Aziz Manna dilaunching di C2O Library and Collabtive Surabaya, Jumat (26/7/2019) malam. Pemenang Katulistiwa Award ini membedah serat kuno kerajaraan Hindu-Budha dalam antologi puisi ini. Mungkin bukan puisi-puisi baru tapi lama dikumpulkan kembali dalam satu tema.

Bekerjasama dengan Airlangga University Press dan FS3LP, penerbitan antologi puisi ini menghadirkan 2 pembicara yakni Aribowo selaku Direktur Airlangga University Press (AUP) dan Suryadi selaku Ketua Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP).

Ketua FS3LP Suryadi menjelaskan, Kota Surabaya punya sejarah sastra yang panjang dalam konteks masa depan sastra Indonesia. Untuk itu dengan launching antologi ini, ia mengingnkan sastra khususnya dari Surabaya dapat semakin aktif kedepan.

"Komunitas sastra di Surabaya dalam beberapa tahun belakangan ini bisa dikatakan tenggelam, dibandingkan komunitas sastra dari Bandung atau Jogjakarta," ungkap Suryadi yang juga dosen Luar Biasa Universitas Airlangga ini.

Suryadi juga mengungkap FS3LP akan menjadikan kegiatan semacam ini berkelanjutan untuk terus menumbuhkan minat dialektik dalam dunia sastra dan seni. Untuk kegiatan kali ini FS3LP sengaja melaunching antologi puisi milik F.Aziz Manna yang juga merupakan salah satu anggota FS3LP.

Suryadi mengaku bahwa sastra di Surabaya seolah dibiarkan atau terlantar. Untuk itu penting bagi komunitas seperti FS3LP membangkitkan kembali semangat dan geliat sastrawan Surabaya.

Terkait Jihwa Gra Van Cana, Aribowo mengatakan bahwa penerbitan buku ini adalah bentuk dukungan untuk menggeliatkan lagi sastra di Jawa Timur.

"Buku Aziz ini menjadi pemantik baik secara dialektik maupun proses kreatif," ujar Mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNAIR ini.

Aziz sendiri menyampaikan secara pribadi tidak memiliki visi khusus terkait penerbitan buku ini melainkan untuk menyambut agenda besar yang dibawa FS3LP dalam menghidupkan kembali geliat sastra Jawa Timur.

"Ya ini merupakan antologi untuk menggeliatkan sastra di Surabaya khususnya dan nasional pada umumnya," ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, selain dikemas dalam bentuk peluncuran buku puisi juga membahas peluang komunitas sastra dan seni di Surabaya.(bws/ggc)

Komentar