4 Tahap Untuk Kuliah dan Karier Jadi Apoteker Farmasi

13 anggota Pandawara di Imun Vaksin Influzenza dari Bio Farma. Minat jadi Ahli Farmasi ? Ini Tahapnya. Gembelgaul.com - Minat Menjadi Ahli Farmasi Macam Apoteker ? ada 4 tahapan yang harus anda lalui jika ingin menjadi Apoteker handal dan bersertifikasi. Jika Anda di wilayah Jawa Timur terutama wilayah Madura bisa konsultasi atau bergabung di PafiBangkalan dan ini 4 tahap untuk menjadi Apoteker : 1.Lulus SMA Jurusan IPA atau SMK Farmasi Langkah awal untuk menjadi apoteker adalah lulus SMA Jurusan IPA atau SMK Farmasi. Sebab, jurusan saat SMA/SMK dapat menentukan lolos-tidaknya ke pendidikan S1 Farmasi. Bahkan, ada beberapa perguruan tinggi yang mensyaratkan pendaftar S1 Farmasi berasal dari lulusan SMA IPA atau SMK Farmasi. Selain itu, dengan memilih Jurusan IPA di SMA/SMK, kalian dapat lebih mudah untuk menyerap materi-materi selama kuliah nanti. 2.Kuliah Apoteker Dimulai Pendidikan S1 Farmasi Pendidikan selanjutnya untuk menjadi apoteker adalah kuliah Jurusan S1 Farmasi

99 Persen Operasi Kembar Siam Berhasil, Salah Satunya Rumah Sakit Dr.Soetomo Surabaya



Gembelgaul.com - Akila Dewi Syabila dan Azila Dewi Sabrina bayi kembar siam asal Kendari, Sulawesi Tenggara (Sulteng) jadi pasien operasi ke 99 RSU dr.Soetomo dan sekarang di ruang rawat inap anak Bobo nomor 7 RSUD dr. Soetomo, Surabaya, Selasa (6/8/2019).

Kedua kembar siam itu dijenguk Gubernur Jatim-Khofifah didampingi Kepala Dinkes Jatim dr. Kohar Hari Santoso, Direktur RSUD dr. Soetomo dr. Joni Wahyuhadi, orang nomor satu di Jatim itu disambut kedua orang tua bayi kembar siam.
Bahkan, saat bertemu dengan kedua bayi, Gubernur Khofifah berkesempatan menggendongnya.

“Insya Allah sebentar lagi ya, para dokter sudah siap,” kata Khofifah sambil mengelus seraya menghibur Akila dan Azila yang mulai merengek karena susah bergerak.
Khofifah percaya penanganan pemisahan kasus kembar siam oleh  tim ahli yang terdiri dari 70 dokter dan perawat dari RSUD. Dr Soetomo akan berjalan lancar dan sukses mengingat pengalaman yang cukup banyak.

“Kita mempercayakan tim dokter yang sudah punya pengalaman dan jam terbang sudah sangat tinggi dalam artian pengalaman dalam memisahkan bayi kembar siam bagi tim ahli di dr Soetomo ini kan sudah pengalaman yang ke 99,” kata gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini.

Saat ini, sebut Khofifah, Pemerintah Provinsi Jatim sedang berkoordinasi dengan BPJS untuk mengkomunikasikan apakah untuk kasus kembar siam ada dukungan khusus untuk pemenuhan kebutuhan dalam menangani kasus kali ini mengingat saat ini ada dua kasus lagi yang indent untuk ditangani disini.

“Tadi saya juga berkordinasi dengan Dirut BPJS, Prof. Fahmi apakah dimungkinkan ada diskresi dalam kasus-kasus khusus, karena kalau kita hari ini memberikan layanan untuk bayi kembar siam pemenuhan kebutuhan yang harus dilakukan oleh RS ini apakah dimungkinkan untuk bisa mendapatkan special support,  kami sedang berproses untuk itu,” ujar mantan Menteri Sosial ini.

Khofifah pun berharap penanganan pemisahan bayi kembar siam ini dapat ditangani dengan sebaik-baiknya, berjalan lancar dan berhasil sehingga kedua bayi tersebut dapat  tumbuh kembang dengan baik.

“Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar mohon doanya, Insya Allah semua  dilayani dengan baik oleh jajaran tim ahli dari dr. Soetomo,” harapnya.

Pemisahan bayi kembar dempet  ini merupakan kasus pemindahan bayi dempet  kembar siam yang ke 99 oleh tim dokter dari RSUD dr. Soetomo. Kasus pemisahan bayi kembar Akila dan Azila merupakan kembar siam Thoracoabdominopagus atau dempet dada dan perut.

“Setiap kasus kembar siam berbeda satu dengan yang lain, variasinya sangat luas dan ini kasus kembar siam dempet dada dan perut, kompleks kelainannya mulai dari dada bagian atas sampai perut, apalagi dia jantungnya menempel dan livernya menyatu,” kata dokter Agus Harianto, Ketua Tim yang menangani kasus Akila dan Azila.

Untuk rencana tim dokter belum memutuskan kapan tepatnya Akila dan Azila akan dioperasi untuk memisahkan keduanya.

“Rencananya kapan akan kami siapkan seoptimal mungkin setelah tim siap, alat siap dan pasien siap,” ujar dr. Agus Harianto.(bws/ggc)

Komentar