Siska Kubur, Sebuah Anomali Agama Dipertanyakan

  Gembelgaul.com - “Siksa Kubur” menghadirkan cerita yang menyentuh hati dan mengingatkan kita tentang pentingnya komunikasi, pengertian, dan kehangatan keluarga. Setelah kedua orangtuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya agama. Sejak saat itu, tujuan hidup Sita hanya satu: mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya untuk membuktikan bahwa Siksa Kubur tidak ada dan agama tidak nyata. baca juga : melihat gleen fredly hidup kembali Namun, tentunya ada konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang tak percaya. Film “Siksa Kubur” akan menghadirkan akting yang sempurna dari pemeran utama Faradina Mufti sebagai Sita dan Reza Rahadian sebagai Adil. Ditambah jajaran ansambel yang mayoritas merupakan pemenang dan peraih nominasi Piala Citra FFI, serta para pendatang baru yang menjanjikan. Mereka di antaranya adalah Christine Hakim, Fachri Albar, Happy Salma, Slamet Rahardjo, Arswendy Bening Swara, Nini

Pha-Shark Innovators, Airbrusher Gaek Surabaya Si "Raja Ngakal"



Gembelgaul.com - Kurang adoh turing'e, mulihne kurang isuk, kopine kurang kentel. Itulah ungkapan ajaib dari mulut Ahmad Rofieq atau lebih dikenal Pha-Shark. Aibrusher senior asal Surabaya. Arek Tenggilis Mulya ini tetap setia menggeluti dunia coret mencoret bodi motor mulai tahun 2004.

Ungkapan khas itu jadi pedoman Pha-Shark dalam mengarungi dunia modifikasi dan airbrush, "Jika ingin bertahan lama disini harus berjiwa tenang dan bijaksana, selain tukang airbrush juga ngayomi anak-anak muda," celetuk yang pria membuka workshop di Jl. Tenggilis Mulya 44 Surabaya ini.

Dalam rumahnya telah disulap menjadi 2 in 1, workshop airbrush dan warung kopi. Dari dulu Pha-Shark memang menjadi magnet kaum milenial untuk datang dan hanya sekadar cangkrukan.
"Mereka ini datang sendiri, ada ingin belajar airbrush atau hanya cangkruk saja. Tapi sekarang sudah jadi semua, buka sendiri," tutur seniman airbrush beranak satu putra ini.

Selain itu bekal tetap eksis, mengikuti jaman dan trend yang ada. Kebetulan pada tahun 2019 ini trend airbrush mengarah ke decal printing airbrush, Pha-Shark juga mampu mengaplikasikan. "Ini yang penting untuk bertahan di bisnis ini, jika tidak mengalir maka digilas jaman," kekeh brusher nyentrik ini.

Khusus decal printing aibrush ini, Pha-Shark memberikan harga khusus. Dibanderol 2 juta dan spesial matic di kasih harga 2,5 juta. Pha-Shark tidak meninggalkan teknik lama manual tech memakai pen brush dan spray gun, jika yang ingin cat polos full cukup setor 1,5 juta.

Warna pastel norak dan model "herex" atau istilah terondol drag ala arek kedirian juga Pha-Shark jabanin. Ia tak menolak jaman agar tetap dapur mengepul. Biarpun dunia modifikasi sekitar kota pahlawan lagi lesu darah tapi mampu menelurkan karya setidaknya sebulan sebanyak 2-3 buah.

Tidak hanya mengikuti aliran airbrush kekinian, Pha-Shark juga sering mencoba merk cat yang lagi trend," Pokoke apa yang ada ditoko cat baru pasti beli, kapan itu ada merk Spider yang hasilnya sekelas Spies Hecker. Aku coba tapi itu bertahan 6 bulan saja karena pas lagi booming setelah itu kualitas turun akhirnya pindah merk lainnya," seru brusher kelahiran 1978 ini sudah mencoba mulai merk Stargloss sampai Dakkar.

Pha-Shark mencoba terus menelurkan inovasi di dunia airbrush, memang dari dulu dikenal "raja ngakal". Bahkan pada waktu dekat akan mengenalkan trend baru, kita tunggu saja.(bws/ggc)

Pha-Shark Innovator
Jl. Tenggilis Mulya 44 Surabaya
HP. 082140747289

Komentar