Temurun, Horror Thriller Pertama Sinemaku Pictures

  Gembelgaul.com - Temurun merupakan film karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah. Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. baca juga : Siksa Kubur sebuah anomali agama yang ingin dibuktikan Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya. Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer. “Sudah

Alphasiera, Dari Tukang Service HP Ke Modifikasi Motor


Gembelgaul.com - Berbagi berkah berkat modifikasi, ini yang dialami Agus Vicdianto punggawa Alphaseira Custom. Agus mengingat dengan benar di memorinya kala itu ia ingin membantu seorang teman yang istri butuh biaya operasi. Demi membantu sang teman, Agus berusaha melelang Kyai Semar, motor dari pabrikan Honda berbasis rangka monokok dari C-70 dan dimodifikasi buritan bongsor mirip Semar.

Kyai Semar ini sering menang di arena kontes, kubuka 20 juta di halaman facebook, jelas modifikator lulusan Unitomo Surabaya ini. Semua hasil lelang akan disumbangkan semua untuk operasi istri teman, waktu itu Agus sertakan kontaknya di FB. Tak disangka besok harinya, Agus ditelpon seseorang tak dikenal menanyakan kyai Semar.

Waktu itu orang tak kenal ini hanya menanyakan mau dijual berapa dan buat apa? dan Agus menerangkan semua. Sang orang tak dikenal itu menyanggupi untuk mentransfer biaya operasi itu dan Agus memberikan rekeningnya.

Saat itu nggak mikir apapun tapi besoknya ternyata ditransfer lebih 20 juta, 60 juta, kagetnya Agus saat cek saldo. Agus berusaha menghubungi orang tak dikenal itu tak pernah bisa karena ia mau menyerahkan motor serta surat-suratnya. Ketika bisa dihubungi ternyata orang tersebut tidak mengambil Kyai Semar dan diserahkan kembali ke Agus untuk dirawat.

Dijaman sekarang jadi berkah tersendiri, orang tak kenal ngasih 60 juta cuma-cuma. Setelah mendapatkan uang itu langsung diserahkan ke teman agar istrinya bisa segera dioperasi.

Agar uang tidak salahgunakan aku telpon langsung orang itu dihadapan teman yang istrinya mau operasi, ungkap Agus yang berawal dari tukang service handphone otodidak nyambi utak-atik motor modifikasi.

Dari situlah bahwa modifikasi sekedar show up saja dan tak ada faedahnya sekedar hobi tapi memberikan manfaat. Itulah yang dipegang teguh oleh Agus dalam membangun Alphaseira yang awalnya dari sebuah counter servis HP.

Bisnis yang dibangunnya juga harus memberi manfaat, setelah lulus dari jurusan ekonomi di Unitomo bukannya berkarier kerja kantoran tapi malah berwirausaha sendiri dan melirik service handphone. Notabene waktu itu pelaku bisnis di bidang itu masih jarang dan butuh belajar kembali, Karena ketertarikan akan dunia handphone dan pernak-perniknya maka Agus mulai belajar otodidak mulai dari searching dunia maya dan konsep trial n error dilakukan.

Setelah menemukan intinya, Agus tidak sekedar menyimpannya tapi menyebarluaskan. Ini yang jadi cikal bakal menuju Alphaseira Custom, Agus membangun bisnis service handphone menuju next level agar banyak waktu untuk kerjakan hobi baru modifikasi.

Jadi dulu pernah darimana dana gede untuk membangun motor modifikasi, masak dari hasil service handphone saaja bisa?, seru Agus membeberkan rahasianya.Bisnis counter handphone itu dikembangkan hingga beranak-pinak, tidak hanya 1 tapi puluhan counter dengan sistem bagi hasil bagi. Intinya menginduk ke Agus jadi tidak hanya service HP tapi juga pelatihan serta spare part.

Misalnya aku punya rekanan 20 counter HP binaanku maka aku lebih mudah distribusi spare part tanpa bingung mau buang kemana, jelasnya. Ini berlakukan dengan SDM teknisi, Agus menciptakan dan regenerasi terus hingga tidak kehabisan stok sama sekali. Bahkan dilatih dari nol dan kebanyakan diambil dari kampung halamannya, Anak didikanku aku bisa suplai ke counter binaanku atau mereka berdiri sendiri tapi tetap mengiduk ke aku. Tinggal aku distribusi spare part, masak sama bapaknya sendiri nggak mau, kekeh Agus yang beberkan trik pendanaan rumah modifikasi.

Ketika semua itu berjalan, agus tinggal ongkang-ongkang saja. Sistem telah berjalan dan duit mengalir sendiri, bayangi 20 juta atau lebih tiap bulan mengalir ke kantongnya. Uang ada dan waktu longgar, ini yang dimanfaatan Agus untuk memulai mainan baru ke modifikasi.

Sebenarnya modifikasi tak lebih sekedar hobi, untuk mengarah ke bisnis belum. Alphaseira didirikan jarang menggarap motor milik orang lain, selebihnya milik Agus sendiri. Mirip jual burung lomba, motor dibangun diikutkan kontes dan menang dapat duit, Jika ada yang tertarik monggo diberi mahar, Agus mempersilahkan jika siapa saja mau membeli hasil karyanya.

Memasuki tahun 2019 ini Agus Alphaseira tetap eksis dan terus menyambangi kontes ke kontes bahkan sekelas Kustomfest di Jogja juga merebut gelar. Menurut Agus, modifikasi tidak akan mati dan terus berkembang tergantung  trend yang ada. Jika dulu trend motor konsep ekstrem dan sekarang retro custom, itu dinamika dan siapa yang mencecoki. Viva Modifikasi !.(bws/ggc)

Komentar