HIGIVE, Bukan Sekedar Nirlaba Anyar.Tapi Agen Perubahan Sosial

Gembelgaul.com  - HIGIVE, sebuah yayasan yang berfokus pada kegiatan sosial, resmi meluncurkan inisiatif terbarunya dengan konsep “One Stop Giving”. Melalui Grand Launching tersebut di Roemah Polonia Jakarta (14/2), HIGIVE menegaskan komitmennya untuk mengubah niat baik menjadi aksi nyata yang berkelanjutan bagi masyarakat yang membutuhkan. Konsep One Stop Giving menghadirkan berbagai program pelatihan dan pendampingan, sehingga bantuan yang diberikan tidak bersifat sementara, melainkan mampu mengantarkan penerima manfaat menuju kemandirian dan pemberdayaan. Dalam acara tersebut, HIGIVE bekerja sama dengan berbagai lembaga sosial guna menciptakan dampak positif yang lebih luas. Ustaz Hasan Makarin, yang telah berpengalaman lebih dari tiga puluh tahun dalam pendampingan narapidana di Lapas Nusa Kambangan, menyatakan, “Pelatihan keterampilan, seperti pembuatan roti untuk berdagang, merupakan langkah strategis agar narapidana dapat mandiri setelah menjalani masa hukuman. ...

Merak Latar Kar Jagat, Batik Langka Hadir di House Of Sampoerna


Gembelgaul.com - House of Sampoerna bersama Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS) kolaborasi menggelar pameran bertajuk “Batik Kesayangan” yang diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober – 9 November 2019 di Galeri Paviliun House of Sampoerna.

Berbeda dengan sebelumnya, pada gelaran ini tidak hanya membahas tentang teknik pembuatan dan ragam motifnya, namun lebih mengenai sejarah dibalik kain batik sehingga menjadi harta atau kesayangan bagi pemiliknya. Seperti batik motif Penyoh Tang Bintang koleksi Bupati Pamekasan H. Baddaruttamam. Kain warisan sang bunda dan digunakan sebagai selimut sewaktu masih kecil ini menggunakan pewarna alam dan diperkirakan berusia 100 tahun.

Cerita unik lainnya dari koleksi milik kolektor asal Pamekasan Lerem Pundilaras. Batik motif Merak Latar Kar Jagat ini merupakan kain peningset pemberian seorang pemuda yang melamarnya saat malam midodareni sekitar 28 tahun lalu.
Sejak pertama kali bekerjasama dengan KIBAS pada tahun 2010, Galeri Paviliun House of Sampoerna juga tidak berhenti mengedukasi masyarakat luas tentang berbagai ragam dan motif batik di Jawa Timur. Gelaran yang sekaligus menandai 10 tahun perjalanan KIBAS ini, diharapkan dapat menunjukkan nilai lebih selain nilai ekonomis dari kain batik itu sendiri. Latar belakang kepemilikan koleksi menjadi lebih berharga bagi para kolektor.

“Harapannya bahwa batik akan lebih popular dan disayangi oleh generasi jaman sekarang untuk perkembangan selanjutnya.  Banyak cerita cerita lucu, mengharukan dan lainnya akan muncul pada pameran kali ini,” tutur Lintu selaku ketua KIBAS.

Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS) didirikan pada 2007 oleh Lintu Tulistantoro dengan nama Komunitas Batik Surabaya yang disingkat menjadi KIBAS. Pada tahun 2009 berdasarkan permintaan, masukan dari berbagai pihak  dan persetujuan anggota meminta agar KIBAS berkiprah tidak hanya di Surabaya, namun meluas di Jawa Timur maka KIBAS berganti nama menjadi Komunitas Batik Jawa Timur (KIBAS). Komunitas ini terdiri dari pecinta, kolektor, pengrajin, desainer dan masyarakat umum. KIBAS memiliki visi dan misi untuk mensosialisasikan batik Jawa Timur kepada masyarakat.

Manager House of Sampoerna, Rani Anggraini, berharap masyarakat semakin menghargai koleksi batik yang dimiliki. Selain sebagai warisan budaya, batik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan memiliki makna lebih bagi setiap pemiliknya.  “Semoga pameran ini juga menjadi penyemangat bagi para pembatik untuk terus berinovasi dan bagi pecinta batik dapat terus ikut serta melestarikan batik sebagai warisan kain nusantara,” lanjut Rani.(bws/ggc)




Komentar