Siska Kubur, Sebuah Anomali Agama Dipertanyakan

  Gembelgaul.com - “Siksa Kubur” menghadirkan cerita yang menyentuh hati dan mengingatkan kita tentang pentingnya komunikasi, pengertian, dan kehangatan keluarga. Setelah kedua orangtuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya agama. Sejak saat itu, tujuan hidup Sita hanya satu: mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya untuk membuktikan bahwa Siksa Kubur tidak ada dan agama tidak nyata. baca juga : melihat gleen fredly hidup kembali Namun, tentunya ada konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang tak percaya. Film “Siksa Kubur” akan menghadirkan akting yang sempurna dari pemeran utama Faradina Mufti sebagai Sita dan Reza Rahadian sebagai Adil. Ditambah jajaran ansambel yang mayoritas merupakan pemenang dan peraih nominasi Piala Citra FFI, serta para pendatang baru yang menjanjikan. Mereka di antaranya adalah Christine Hakim, Fachri Albar, Happy Salma, Slamet Rahardjo, Arswendy Bening Swara, Nini

Pesona Arumi Bachsin Mendidik Anak Jaman Now



Gembelgaul.com - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Timur Arumi Emil Elestianto Dardak  menyampaikan bahwa, sesuai dengan syariah, mendidik anak hendaknya disesuaikan dengan jamannya.
Apalagi di era yang serba digital, cepat, dan transparan, orang tua juga berkewajiban memastikan anak-anak mereka tetap aman dan terlindungi.

“Sesuai dengan syariat agama Islam juga,bahwa kita telah dianjurkan medidik anak-anak sesuai dengan jamannya,” kata Arumi Emil Dardak usai menjadi narasumber talkshow dengan tema mendidik generasi millenial di acara Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) 2019 di Grand City Convex, Jumat (8/11/2019).
Masih menurut Arumi, dalam mendidik anak sejak kecil hingga meraih cita-cita, orang tua memiliki peran, tugas, dan kewajiban yang besar. Orang tua bertanggungjawab memberikan pendampingan dan bimbingan.
“Kewajiban orang tua itu mendampingi, membimbing, dan memfasilitasi anak supaya bisa berkembang menggapai cita-cita, melebarkan sayap selebar-lebarnya,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, sebagai orang tua, satu hal yang harus diingat bahwa orang tua mengemban amanah terbesar dari Tuhan yaitu seorang anak. Untuk itu, tidak boleh ada yang mengungkung dan menelantarkan anak sehingga mereka menjadi tidak bahagia, tidak berkembang atau bahkan hilang arah.

“Jangan sampai karena ketakutan akan dunia, kita kurang tahu, kita akhirnya jadi menghambat perkembangan anak-anak kita,” imbuhnya.

Dalam menghadapi era saat ini yang serba digital, serba cepat, dan serba transparan, orang tua juga berkewajiban memastikan anak-anak mereka tetap aman dan terlindungi. Mereka sebagai orang tua juga harus yakin bahwa Tuhan juga melindungi mereka.

“Kita harus yakinlah, bahwa anak-anak kita sudah dilindungi sama Allah,” tegasnya.
Terakhir Arumi Emil Dardak mengingatkan bahwa sebagai orang tua, apapun profesi atau pekerjaannya, anak-anak adalah titipan Tuhan. Oleh karena itu, orang tua harus tetap menjalankan perannya sebagai orang tua untuk mendidik dan membimbingnya.

“Tugas kita menjalankan fungsi dan tugas kita sebagai orang tua,” pungkasnya.(bws/ggc)


Komentar