Sasar Liburan Sekolah, Ejen Ali Jilid 2 Beraksi

  GEMBELGAUL.COM, JAKARTA - Setelah sukses mencuri perhatian penonton di bioskop Malaysia, Ejen Ali The Movie 2: Misi Satria akhirnya akan tayang juga di Indonesia. Catat tanggalnya: mulai 27 Juni 2025, film animasi penuh aksi dan emosi ini bisa disaksikan di jaringan bioskop nasional, tepat di momen libur sekolah. Cocok banget buat tontonan bareng keluarga atau adik-adik di rumah. Di film keduanya ini, Ejen Ali kembali menjalankan misi penting. Tapi kali ini bukan misi biasa—Ali dipilih untuk jadi agen pertama yang mencoba teknologi paling mutakhir milik agensi rahasia MATA: Project Satria. Ini bukan sekadar peralatan keren, tapi pakaian tempur berteknologi AI yang bisa membantunya menguasai empat kemampuan utama: teknologi (Tekno), strategi (Neuro), bela diri (Kombat), dan kecerdasan (Inviso). Canggih, tapi jelas tidak mudah. Dengan segala tekanan dan tantangan, Ali tidak hanya harus berhadapan dengan musuh barunya, Neonimus, tapi juga diuji secara emosional. Persaha...

Sebanyak 29 Mahasiswa UKM Fotografi Unair dan ITS Pameran Ruang Juang Di HOS Surabaya


Gembelgaul.com – Galeri Paviliun HoS(House Of Sampoerna) untuk pertama kalinya menyatukan unit kegiatan mahasiswa dari dua universitas terkemuka di Surabaya sebagai sebuah persembahan istimewa di Hari Pahlawan 2019. Untuk menghidupkan makna kata pahlawan, 29 mahasiswa yang tergabung dalam Airlangga Photography Society (APS) UNAIR dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi (UKAFO) ITS berkolaborasi dalam pameran bertajuk “Ruang Juang” di Galeri Paviliun, House of Sampoerna Surabaya selama 15 November – 7 Desember 2019.

Ruang Juang digunakan sebagai media untuk menuangkan ekspresi para fotografer berdasarkan pengalaman pribadi melalui lensa masing-masing. Ragam cerita, jasa, maupun makna menjadikan pahlawan memiliki arti dan eksistensi yang tidak terbatas ruang dan waktu. Pahlawan tidak melulu seseorang yang selalu mempertaruhkan nyawa, maupun seseorang dengan kemegahan atau cerita heroik. Kita dapat menemukan pahlawan dengan sederhana dalam kehidupan.


Karya Reswati dari APS Unair berjudul Penatu Asa, bercerita tentang seorang ibu yang berprofesi sebagai buruh cuci sebuah profesi sederhana yang seringkali dipandang sebelah mata, namun keberadaannya sangat penting serta dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat. Arsyad Susanto dari UKAFO ITS mengangkat karya foto dengan judul Dia dan Mereka. Potret seorang seorang petugas di kebun binatang yang sedang memberi makan kepada seekor jerapah. Baginya makna kata pahlawan itu sangat beragam dan bisa datang dari kalangan mana saja.

“Pameran ini merupakan hasil buah pikir tentang bagaimana aku, kamu, kita semua dalam memaknai pahlawan bagi diri masing-masing, serta bagaimana mengenang dan mengapresiasinya. Di ruang ini, lahirlah pahlawan-pahlawan baru dari tafsiran dan perspektif satu per satu peserta pameran yang telah dituangkan melalui media fotografi dalam satu ruang, yaitu Ruang Juang,” tutur Diaz selaku ketua pameran.

Ini juga diamini oleh Yusran Muhammad Madudi ketua UKAFO ITS bahwa pameran ruang juang ini sebuah media untuk mendefinisi arti pahlawan masa kini yang bukan sekedar memanggung senjata saat melawan kolonial tapi pahlawan-pahlawan kecil dalam kehidupan. Human interest banyak ditangkap dan dijadikan obyek pameran ini. (bws/ggc)

Komentar

  1. Maaf kak itu salah info, itu foto saya dan ceritanya bukan itu.

    BalasHapus

Posting Komentar