JUMBO Tembus 10 Juta Penonton dan Jadi Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa

  GEMBELGAUL.COM, JAKARTA -   Film animasi “JUMBO” produksi Visinema Studios resmi mencatat sejarah sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa, dengan 10.076.973 penonton hingga Senin sore (2/6). Capaian ini diraih hanya dalam waktu sekitar dua bulan sejak penayangan perdananya pada 31 Maret 2025. Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, “JUMBO” merupakan film animasi anak dan keluarga yang menceritakan kisah Don, seekor gajah muda yang bertekad tampil dalam pertunjukan bakat untuk mengenang orang tuanya. Kisahnya mengangkat tema keberanian, kepercayaan diri, dan persahabatan, dengan latar dan nuansa budaya Indonesia. Film ini dikembangkan selama lima tahun dan melibatkan lebih dari 420 kreator lokal. Selain mencatat rekor di Indonesia, JUMBO juga dinobatkan sebagai film animasi terlaris di Asia Tenggara dan saat ini sedang dalam proses penayangan di lebih dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Sutradara Ryan Adriandhy mengungk...

Indonesia Perkuat Posisi di Peta Sinema Global Lewat Cannes Film Festival 2025


GEMBELGAUL.COM, JAKARTA - Delegasi Indonesia terus menunjukkan langkah strategis dalam rangkaian kegiatan Cannes Film Festival 2025. Kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan RI dalam forum CNC x EFAD Talks in AFAN Roundtable mencerminkan komitmen pemerintah dalam memperkuat posisi Indonesia di lanskap sinema global.

Forum yang diselenggarakan oleh Centre National du Cinéma et de l'image animée (CNC), European Film Agency Directors Association (EFAD), dan Asian Film Alliance Network (AFAN) ini mempertemukan pengambil kebijakan dari Asia Tenggara dan Eropa untuk membahas kolaborasi lintas kawasan, keberlanjutan industri film, dan mobilitas talenta kreatif.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri juga melakukan pertemuan bilateral dengan CNC serta perwakilan negara sahabat seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam. Pembahasan difokuskan pada potensi ko-produksi dan distribusi film lintas negara, sebagai upaya membuka akses lebih luas bagi karya sineas Indonesia di jaringan festival dan bioskop internasional.

Dalam pernyataannya, Wakil Menteri menyebut bahwa Indonesia mendapat apresiasi tinggi atas pencapaian industri perfilman nasional, mulai dari angka penonton, penjualan tiket, hingga kualitas produksi. Indonesia bahkan disebut sebagai negara terdepan di Asia Tenggara dalam hal perkembangan industri film.

Terkait kerja sama jangka panjang, Kementerian Kebudayaan sedang menjajaki perjanjian strategis dengan CNC. Rencana Memorandum of Understanding (MoU) yang tengah disusun meliputi pertukaran pengalaman, penguatan institusi, fasilitasi pertukaran profesional, kolaborasi produksi bersama, serta peningkatan akses publik dan pendidikan mengenai warisan film. Penandatanganan MoU direncanakan berlangsung pada bulan Desember 2025 di JAFF Market.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, turut hadir di Cannes untuk mengunjungi Paviliun Jakarta Indonesia di area Marche du Film. Kunjungannya menjadi bentuk dukungan terhadap penguatan ekosistem perfilman Jakarta dan sebagai langkah awal dari kampanye "Jakarta Kota Sinema" menjelang perayaan 500 tahun kota Jakarta pada 2027.

Rano Karno menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memperluas jejaring internasional dan membentuk Jakarta Film Commission guna mendukung industri film nasional.

Paviliun Indonesia menjadi titik penting promosi kekayaan intelektual nasional. Dalam sesi khusus “Showcase Indonesian IP in Marche du Film”, sejumlah proyek unggulan diperkenalkan, seperti adaptasi komik Bandits of Batavia, Locust, dan Jitu, serta film Pangku, Jumbo, dan Sleep No More. Ini menunjukkan kesiapan Indonesia untuk bersaing secara global dengan materi orisinal yang menjanjikan.

Indonesia juga ambil bagian dalam sesi diskusi AFAN Talks pada 15 Mei 2025. Produser Meiske Taurisia bertindak sebagai moderator, sementara Mia Santosa dari Visinema menjadi pembicara.

Dalam forum ini, disampaikan pentingnya kolaborasi lintas kawasan untuk mendukung pembiayaan, distribusi, dan pertukaran talenta. Indonesia diposisikan sebagai motor penggerak kawasan Asia Tenggara dalam produksi kreatif, dengan dukungan dari pemerintah dan komunitas film independen.

Mia Santosa menekankan bahwa meskipun tantangan tetap ada, kolaborasi dalam dan antar negara anggota AFAN bisa menjadi kunci kemajuan ekosistem perfilman.

Di program lainnya, produser Indonesia Yulia Evina Bhara menjalankan peran sebagai juri dalam section Semaine de La Critique (Critics Week), bersama sosok internasional seperti Jihane Bougrine, Josee Deshaies, Daniel Kaluuya, dan Rodrigo Sorogoyen.

Ia menilai pengalaman ini sebagai kesempatan berharga untuk turut menentukan film-film terbaik dari ribuan peserta yang telah diseleksi secara ketat.

Berbagai kegiatan ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat diplomasi budaya dan membuka peluang kerja sama internasional yang berdampak langsung pada perkembangan industri sinema nasional.ggc

 

Komentar