Tulang Belulang Tulang : Mangokal Holi, Keluarga Batak dan Danau Toba

  Gembelgaul.com - Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya yang tak terhingga, dan salah satu tradisi unik yang berasal dari masyarakat Batak adalah Mangokal Holi. Tradisi ini menjadi latar penting dalam film Tulang Belulang Tulang, sebuah karya terbaru dari sutradara Sammaria Sari Simanjuntak yang akan tayang pada 26 September 2024. Film ini tidak hanya menggali cerita keluarga dan identitas, tetapi juga menampilkan kekayaan tradisi Batak serta keindahan alam Danau Toba sebagai latar yang memukau. Apa Itu Mangokal Holi? Mangokal Holi adalah upacara sakral dalam budaya Batak yang melibatkan pemindahan tulang belulang leluhur ke tempat yang lebih terhormat, biasanya ke sebuah monumen khusus bernama Tugu. Upacara ini dilakukan sebagai penghormatan dan rasa bakti kepada leluhur yang diyakini akan memberkati keturunannya dengan kebaikan dan kesejahteraan. Upacara Mangokal Holi merupakan simbol kebanggaan bagi keluarga Batak, karena menunjukkan bahwa mereka ma

Cinta Itu Bulat Menurut Pasangan Seniman Yoes Wibowo dan Wina Bojonegoro


Gembelgaul.com - Sepasang seniman Yoes Wibowo dan Wina Bojonegoro menggelar pameran bertajuk “Art, Love and Journey” di Galeri Paviliun pada 7- 29 Februari 2020.  Bercerita tentang rangkuman kisah perjalanan hidup, pameran ini digelar sebagai contoh cinta sebagai inspirasi berkarya.

Yoes Wibowo pelukis cat air dan Wina Bojonegoro penulis fiksi memvisualisasikan keseharian mereka dan bagaimana karya-karya seni dilahirkan diwujudkan kedalam 34 karya seni baik lukis, puisi maupun instalasi. Pada pameran ini, keduanya membawa nuansa alami khas Omah Padma, studio sekaligus rumah dimana mereka tinggal ke dalam Galeri Paviliun agar pengunjung dapat turut merasakan suasana dimana karya-karya seni mereka diciptakan.

Lukisan Yoes Wibowo bertajuk “Sudut Rumah Kita”direspon secara apik oleh sang istri kedalam sebuah puisi tentang sebuah rumah yang selalu membuat rindu bahkan ketergantungan kepada seorang lelaki.  Pada karya lain berjudul “Lambang Cinta itu Bulat”, dilukiskan secara apik dengan kombinasi warna cerah. Lukisan ini kemudian dimaknai dengan sebaris puisi tentang cinta Yoes dan Wina yang diibaratkan cair seperti air, segar seperti udara dan bulat seperti tekad keduanya dalam membangun bahtera rumah tangga. Selain itu, ditampilkan pula beberapa karya hasil lukisan on the spot Yoes Wibowo saat berlibur ke berbagai tempat bersama sang istri.

Pesan yang diusung oleh seniman dalam pergelaran karya ini adalah hidup dengan cinta dan menebar cinta pada lingkungan dan sosial dengan cara berbagi. Mencintai semesta dengan segala isinya untuk hidup lebih indah. Yoes Wibowo juga menambahkan pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam demi menjaga kelangsungan hidup dunia beserta isinya. “Semoga pameran ini memberi makna positif dan suasana alam khas Omah Padma bisa turut dirasakan oleh semua pengunjung Galeri Paviliun.”

Rani Anggraini selaku manager House of Sampoerna berharap pameran ini dapat memberikan suasana yang berbeda dan pengalaman baru dalam menikmati pameran di House of Sampoerna. “Semoga pameran ini juga turut mengisnpirasi para seniman untuk berkolaborasi dengan jenis karya berbeda dan menghasilkan karya-karya yang lebih menarik.”.(ggc)

Komentar